PERMAINAN OLAH OTAK

(Duta Dancow 2012)
Sebagai orangtua, tentunya kita menginginkan anak bisa tumbuh cerdas dan memiliki masa depan yang cerah.

Inilah yang menyebabkan kita selektif memilih permainan bagi anak atau balita. Apalagi, menurut berbagai ahli perkembangan anak, pada masa Golden Period yang berlangsung pada usia balita, otak anak sedang berkembang dengan pesat. Jadi, masa-masa ini adalah saat yang tepat untuk memberi stimulasi positif kepada anak.

 

Apa, sih, stimulasi otak itu?
Sebenarnya sederhana saja bunda, stimulasi otak adalah kegiatan yang dilakukan untuk merangsang otak anak bekerja dan berproses secara positif. Nah, karena pada masa Golden Period kegiatan yang paling digemari anak adalah bermain, maka sudah sepatutnya kita menstimulasi dengan rangsangan positif dari beragam permainan.


“Bermain tidak hanya melatih perkembangan fisik, tetapi juga otak/intelektual. Stimulasi otak yang terjadi saat anak bermain akan mengembangkan aspek-aspek kognitif seperti kemampuan memecahkan masalah anak, kemampuan bahasa, asah logika, serta
konsep-konsep dasar lainnya yang juga diajari di sekolah. Tidak hanya itu, permainan yang dilakukan bersama keluarga dapat meningkatkan kepercayaan dan ikatan di antara anak dan orangtua.” pendapat Ibu Lely Tobing, pakar PAUD dan praktisi Brain Gym.


Beliau melanjutkan, banyak aktivitas menyenangkan yang dapat dilakukan bersama anak; mulai dari bermain lempar tangkap bola, bersepeda disekitar rumah, menggambar bersama, bermain sepak bola, atau bahkan berkebun bersama. Selain itu, alat permainan
pun bisa menjadi pilihan yang baik saat santai di rumah.


“Tapi ingat! Kita harus bisa selektif, bukan membatasi! Nah, yang saya maksud dengan selektif adalah pemilihan jenis permainan yang menarik, namun edukatif dan dapat merangsang perkembangan kognitifnya,” papar Ibu Lely.


Oleh karena itu, Ibu Lely kerap mengakhiri sesi praktek Brain Integrated Gym ® pimpinannya dengan menyarankan orang tua untuk memilih permainan yang bersifat edukatif. “Untuk anak usia dini, akan lebih baik jika si Kecil diberikan permainan yang memang dirancang untuk mengolah otaknya, seperti alat permainan edukatif yang tersedia dalam berbagai macam bentuk” lanjut Ibu Lely.


Pendapat ini ternyata didukung oleh Alvin Rosenfeld, profesor pendidikan anak Universitas Stanford. Menurutnya, mainan yang dirancang baik dan sesuai untuk anak usia dini dapat bantu kembangkan proses kognitif otaknya. Misalnya melalui permainan
mencocokkan bentuk yang dapat melatih si kecil mengenali bentuk dan ukuran. Begitu juga bermain balok-balok kayu untuk melatih si kecil mengkoordinasi gerak motorik dan keseimbangannya.


Dr. Alvin Rosenfeld lebih jauh lagi berpendapat bahwa hal serupa juga ditemui pada permainan board games yang menantang si kecil untuk memecahkan masalah sederhana. Seperti mencari perbedaan pada sebuah gambar, atau mencari jalan keluar dari sebuah
gambar labirin. Melalui aktivitas-aktivitas ini, otak si Kecil pun didorong untuk mencari solusi yang dibutuhkan. Sehingga, proses perkembangan kognitifnya pun berjalan dengan baik!


“Pada intinya, bermain adalah stimulasi yang baik bagi perkembangan anak. Sebaiknya, balita  dapat diajak bermain sejak dini karena setiap tahapan perkembangan akan mempengaruhi sebaik apa pertumbuhannya. Selain bantu optimalkan proses kognitifnya, bermain dapat membuat anak lebih mandiri dan gembira dengan dirinya”, tutup Ibu Lely.
 
Berikut Video permainan olah otak oleh Lely Tobing

0 komentar:

Posting Komentar