ANAK MUDAH BERGAUL



(Duta Dancow 2012)
 
Anak-anak sebetulnya memiliki kemampuan alami untuk bergaul. Mereka dikarunia kemampuan yang seringkali disebut sebagai kemampuan interpersonal. Dengan kemampuan inilah mereka mampu melakukan interaksi dan berkomunikasi dengan orang lain.

Awal mula kemampuan anak untuk bergaul adalah kelekatan (attachment) yang terbentuk dengan ibu atau ayah atau pun pengasuh utamanya selagi ia masih balk. Attachment yang balk serta penuh dengan rasa aman dan kepercayaan merupakan awal mula anak memiliki kemampuan bergaul yang balk. Ibu yang datang ketika dibutuhkan dan berespon positif terhadap perilaku yang ditampilkan anak akan membentuk kelekatan emosional yang balk dengan anaknya (Papalia, 2004).

Hubungan yang erat dengan kedua orangtua merupakan pondasi bagi berkembangnya kemampuan anak bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Hubungan yang erat dengan kedua orangtua menumbuhkan rasa aman dan percaya pada anak terhadap lingkungannya. Rasa aman dan percaya tersebut kunci penting untuk bergaul dengan orang-orang di sekitar.

Kemampuan bergaul dipengaruhi oleh interaksi antara kepribadian anak dan sikap orangtua serta pengalaman sehari-harinya. Orangtua berperan penting dalam membimbing anak agar dapat memahami aturan sosial. Pemahaman aturan sosial yang balk akan mendukung anak menjadi lebih mudah bergaul dengan orang-orang sekitarnya. Selanjutnya, kemampuan bergaul tersebut berkembang sehingga anak menunjukkan minatnya yang berlebih untuk bergaul dengan teman-temannya.

Penguasaan keterampilan dalam berkomunikasi akan membuat anak semakin senang bergaul dan berhubungan dengan orang lain. Kemampuan bergaul juga dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian anak. Ada anak-anak yang cenderung pemalu, tidak banyak bicara, dan lebih suka bermain dalam kelompok kecil. Namun ada juga yang banyak bicara, senang menjadi pusat perhatian dan seolah punya bakat untuk cepat berteman.

1.
Pengertian Anak Mudah Bergaul

Kemampuan bergaul merupakan kemampuan individu untuk menjalin interaksi dengan individu lain secara inten yang dilandasi oleh aspek emosional, misalnya: seorang anak merasa senang, percaya dan aman bergaul dengan orangtua, teman maupun pengasuhnya.

2.
Sub-Indikator Perilaku Anak Mudah Bergaul

a.
Terampil berkomunikasi

b.
Mampu mengatur emosi

c.
Empati

d.
Menghargai orang lain

e.
Mudah beradaptasi

3.
Ciri-ciri Perilaku Anak Mudah Bergaul

a.
Terampil berkomunikasi


1)
Mengutarakan pendapat dan perasaan dengan cara yang sesuai dengan usianya.


2)
Mengungkapkan pendapat dan perasaan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang lain.


3)
Peka dalam mengenali bahasa tubuh yang ditunjukkan orang lain.


4)
Berkomunikasi secara dua arah.



Ciri-ciri perilaku


1)
Dapat berkomunikasi 2 arah (kontak mata, menatap wajah, tersenyum melihat orang lain tersenyum, membalas sapaan orang lain dengan sinkron).


2)
Dapat berinteraksi dengan orang lain (menyapa, memperkenalkan diri, ikut mengobrol).


3)
Mengungkapkan perasaan dan pendapat dengan bahasa non-verbal, seperti menunjuk, menangis, berteriak, tersenyum, dan tertawa.


4)
Mengungkapkan perasaan dan pendapat dengan bahasa verbal, yang terdiri dari 1 kata/kalimat sederhana/kalimat yang lebih kompleks.


5)
Dapat dan berani mengajukan pertanyaan sederhana/kompleks kepada orang lain untuk memuaskan keingintahuannya.





b.
Mampu mengatur emosi


1)
Menunjukkan rasa frustrasi dalam batasan yang wajar sesuai dengan usianya.


2)
Menenangkan diri dengan cara-cara yang sesuai dengan usianya.


3)
Mengungkapkan perasaan dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain (i.e., tdak agresif).


4)
Menyelesaikan konflik tanpa melibatkan emosi negative.


5)
Peka terhadap emosi sendiri.


6)
Menyalurkan emosi positif dan negatif ke kegiatan yang positif (e.g., olahraga, menggambar, menulis, bermain LEGO, dll.).



Ciri-ciri perilaku


1)
Menampilkan ekspresi emosi secara wajar.


2)
Mencari orangtua/objek favorit untuk membantu menenangkan diri saat sedang merasa frustrasi.


3)
Memiliki kegiatan positif yang dapat menyalurkan emosi secara sehat (e.g., bermain LEGO, boneka, dll.).


4)
Tidak menunjukkan perilaku temper tantrum yang berlebihan/sama sekali.


5)
Dapat dan mau menunggu giliran setelah/tanpa diarahkan oleh orang lain.


6)
Tidak menggunakan cara agresif (e.g., memukul, mendorong) untuk menyelesaikan masalah.


7)
Menyadari bahwa dirinya sedang merasakan emosi tertentu (e.g., senang atau sedih).


8)
Dapat melabel emosi yang dirasakan.





c.
Empati


1)
Memahami perasaan dan kesulitan yang dialami oleh orang lain.


2)
Mau membantu atau menolong orang lain yang sedang mengalami kesulitan.


3)
Mau berbagi barang kepemilikan dengan orang lain yang membutuhkan.



Ciri-ciri perilaku


1)
Menawarkan bantuan & terlibat secara langsung dalam mengerjakan aktivitas sederhana yang dilakukan ibu / caregiver-nya.


2)
Mau menunggu gilirannya ketika bermain bersama dengan teman.


3)
Bersedia meminjamkan barang kepemilikan (e.g., mainan, alat tulis) kepada teman yang terlihat membutuhkan.


4)
Bersedia berbagi barang/alat permainan dengan temannya ketika ada 1 barang yang diinginkan bersama.


5)
Menghibur/sekadar menemani orang lain yang sedang sedih (menatap wajah, memeluk, memegang) dan ikut senang melihat orang lain senang.





d.
Menghargai orang lain


1)
Menerima ide dan pendapat orang lain


2)
Menghargai keunikan setiap orang


3)
Menerima perbedaan yang ada antar individu


4)
Mengikuti tata krama yang berlaku



Ciri-ciri perilaku


1)
Menatap & mendekati orang yang disukai.


2)
Paham nasehat dari orang tua.


3)
Bisa mendengarkan tanpa memotong pembicaraan atau perkataan orang lain.


4)
Bersedia berteman dengan anak-anaktanpa membeda-bedakan.


5)
Mengutarakan pendapat dengan cara-cara yang dapat diterima oleh orang lain (e.g., tidak agresif atau menyinggung).


6)
Mengatakan terima kasih, tolong, maaf, minta izin dll.





e.
Mudah beradaptasi


1)
Menunjukkan respons yang sesuai dengan usianya ketika masuk ke dalam lingkungan baru.


2)
Menjalin interaksi dengan orang-orang yang baru ia temui.


3)
Peka terhadap situasi sosial yang ada di sekitarnya.


4)
Memahami dan dapat mengikuti aturan sosial yang berlaku di masyarakat.


5)
Terlibat dengan anak-anak lainnya.



Ciri-ciri perilaku


1)
Tidak menangis ketika pertama kali masuk ke lingkungan yang baru.


2)
Tidak bergantung pada orang tua atau pengasuhnya ketika pertama kali datang ke lingkungan yang baru.


3)
Mau berkenalan dengan teman atau orang lain yang baru ia temui pertama kali.


4)
Menyapa dan mengajak bicara/bermain orang yang baru ia kenal.


5)
Mau bermain dengan anak-anak lain.


6)
Dapat menyesuaikan perilaku dengan aturan yang berlaku di lingkungan ia berada.




Tips: Stimulasi dari Orang Tua agar Menjadi Anak Mudah Bergaul
-
Orangtua menjadi role model bagi anak dalam menjalin interaksi dengan orang lain, misalnya dalam menyapa dan berkomunikasi dengan teman/ keluarga.
-
Mengajak anak ikut serta ketika bertamu ke rumah orang atau berkumpul bersama teman dan saudara.
-
Melibatkan anak dalam kegiatan kelompok. Memberikan lebih banyak kesempatan kepada anak untuk bersosialisasi dan mengembangkan keterampilan bergaulnya.
-
Konsisten mengajarkan anak berperilaku sopan dalam kehidupan sehari-hari anak, misalnya, meminta maaf kalau melakukan kesalahan dan mengatakan terima kasih kalau dibantu orang lain.
-
Beri kesempatan pada anak untuk menyelesaikan masalah sederhana secara mandiri. Contoh, kalau bertengkar dengan saudara/teman, orangtua amati saja untuk mencegah anak berkelahi fisik. Solusi penyelesaian masalah biarkan datang dari anak.
-
Bantu anak memberikan nama untuk emosi yang dirasakannya. Contohnya, kalau anak sedang tertawa, orangtua dapat bertanya "lagi senang ya?".
-
Bantu anak mengungkapkan emosinya secara wajar. Artinya, tidak memukul kalau sedang marah.
-
Bantu anak agar peka dan memahami emosi yang dirasakan orang lain. Contohnya, ketika melihat temannya menangis, katakan pada anak bahwa temannya sedang merasa sedih. Arahkan anak untuk mendatangi temannya, memeluk bahunya, dan menanyakan keadaannya ("kamu sedang sedih?).
 

0 komentar:

Posting Komentar