(Duta Dancow 2012)
Kegiatan mencoret anak usia 2 tahun patut didukung walau bentuknya mirip benang kusut. Karena seiring bertambah usia, perkembangan kemampuannya akan semakin bertambah. Berikut tahapannya
Kegiatan mencoret anak usia 2 tahun patut didukung walau bentuknya mirip benang kusut. Karena seiring bertambah usia, perkembangan kemampuannya akan semakin bertambah. Berikut tahapannya
1. Mencoret acak (usia 1 – 2
tahun)
- Anak membuat coretan karena dorongan perkembangan kesadaran gerak. Bukan karena ketertarikan pada hasil karyanya. Ia hanya menikmati proses mencoret.
- Belum sepenuhnya dapat mengendalikan gerak tangannya untuk membuat sesuatu di atas kertas.
- Sifatnya universal. Setiap anak melewati masa ini, tahap awal menggambar. Lamanya berada di tahap ini tergantung pada perkembangan otot, kemampuan koordinasi, perkembangan berpikir, kesehatan dan kesempatan yang Anda berikan kepada anak. Semakin banyak kesempatan yang Anda berikan untuk mencoret, tahap ini akan segera berlalu.
2. Mencoret terkendali (usia 2
– 4 tahun). Anak mencari kaitan antara gerak tangannya dengan hasilnya di
atas kertas. Anak membuktikan bahwa ia bisa mengendalikan ukuran dan arah
hasil coretannya. Ia akan mengulang, mencoret maju, mundur dan diagonal. Ia
mulai mencoret bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, oval, segi empat dan
segi tiga
Melatih Otot Halus
Begitu anak usia 2 tahun tahu
fungsi alat tulis, semua permukaan polos jadi sasaran coretannya. Walau tampak
seperti benang kusut, sesungguhnya karyanya itu hebat!
Sebagian besar anak mulai mencoret setelah dapat memegang alat tulis. Kisaran usia 10 sampai 12 bulan, karena dorongan yang kuat untuk latihan mengendalikan otot tangannya. Di usia ini coretan anak berupa titik-titik dan sedikit tarikan garis. Di usia 2 tahun, anak mencoba-coba meniru membuat garis mendatar, tegak dan mencoret dengan gerak krayon memutar. Kata Anda, itu benang kusut yang tak dapat diurai, acak-acakan dan abstrak. Padahal karyanya sungguh hebat! Kalau Anda perhatikan, buah hati Anda melewati proses ini:
Sebagian besar anak mulai mencoret setelah dapat memegang alat tulis. Kisaran usia 10 sampai 12 bulan, karena dorongan yang kuat untuk latihan mengendalikan otot tangannya. Di usia ini coretan anak berupa titik-titik dan sedikit tarikan garis. Di usia 2 tahun, anak mencoba-coba meniru membuat garis mendatar, tegak dan mencoret dengan gerak krayon memutar. Kata Anda, itu benang kusut yang tak dapat diurai, acak-acakan dan abstrak. Padahal karyanya sungguh hebat! Kalau Anda perhatikan, buah hati Anda melewati proses ini:
- Memegang krayon dengan dua tangan, kemudian meletakkan krayon di satu tangan dan menggunakan lengan untuk menggerakkan krayon di atas kertas.
- Memegang krayon dengan cara menggenggam, kemudian menggerakkan pergelangan tangan.
- Memperbaiki cara memegang krayon dengan cara memegangnya dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, kemudian menggerakkan pergelangan tangannya.
Beberapa faktor pendukungnya
adalah perkembangan otot kecil di tangan, koordinasi mata-tangan dan kemampuan
memegang alat tulis. Mencoret, bagi anak Anda sangat penting untuk:
- Melatih kendali otot halus. Memberi krayon dan kertas untuk mencoret, membantu anak mengembangkan kemampuan mengendalikan jari yang akan dia butuhkan untuk menggunakan sendok dan menyikat gigi.
- Melatih kemandirian. Dunia anak penuh larangan yang tak boleh dia sentuh. Dengan sekotak krayon dan kertas, anak mengambil keputusan sendiri, apa yang akan dia lakukan. Kebebasan mencipta dan memilih sesuatu, mengembangkan kemandirian berpikir.
- Tahap awal mengenal huruf. Sejalan bertambahnya usia, coretan anak akan menyerupai bentuk benda, angka dan huruf.
- Pelepasan emosi. Pelukis, menggambar atau melukis untuk mengekspresikan perasaan. Anak Anda mungkin juga mengalami hal ini. Tak mampu mengancingkan bajunya sendiri, gagal membangun menara, atau bermacam hal tak boleh disentuh, menimbulkan rasa frustrasi yang butuh pelepasan.
Balita
Pintar Menggambar Wajah
Keterampilan
anak menggambar kian pesat. Ia kini mampu menggambar wajah manusia seiring
perkembangan motorik halusnya yang terus meningkat.
Menggambar bisa jadi kegiatan favorit anak Anda sejak ia berusia dua tahun. Di usia empat tahun, anak mampu membuat gambar wajah orang. Apakah kini ia baru menyadari adanya wajah orang? Atau, baru di usia ini keterampilan motorik halusnya membuat anak mampu menuangkan wajah manusia dalam gambar?
Perkembangan berkesinambungan. Keterampilan menggambar anak sebenarnya dimulai jauh sebelumnya, yaitu sejak ia berusia satu tahun. Saat itu anak mulai dengan kemampuan menggenggam krayon. Meski dicapai dalam usia berbeda-beda, rata-rata di usia 16 bulan anak mampu membuat coretan-coretan berupa benang kusut. Setelah mampu menggenggam krayon, di usia 19 - 25 bulan anak mampu menggenggam pensil dan pensil warna.
Lama kelamaan, sejalan dengan perkembangan motorik halus dan kesempatan untuk berlatih, kemampuan anak meningkat dengan dapat membuat kurva pada gambarnya. Kini, di usia empat tahun, ia dapat menggambar bagaimana wajah. Ia tahu di mana letak telinga, mata dan mulut. Ini semua berkat perkembangan kemampuan spasial dan persepsi kedalaman selain, tentu saja, kematangan koordinasi tangan dan mata.
Selain bisa menggambar wajah, sebelum usianya lima tahun, anak mulai belajar membuat garis horisontal, mencontoh sebuah lingkaran atau segi empat, dan juga menggambar orang. Tentunya gambar orang ia mulai dengan membuat stick figures .
Kesempatan dan latihan. Meski umumnya anak usia empat tahun sudah mampu membuat wajah dalam gambarnya, tetap saja, semua itu karena kesempatan untuk melatihnya. Jika anak tak pernah diberi kesempatan menggunakan krayon, tentu sulit baginya menggambar wajah orang atau benda-benda lainnya, karena tangannya tak luwes menggenggam.
Untuk melatih koordinasi tangan dan matanya, selain kesempatan berlatih menggambar, Anda juga dapat melatih anak melalui kegiatan-kegiatan sederhana seperti finger painting atau menulis dengan jari di atas gundukan kacang hijau atau beras.
Untuk melatih persepsi kedalaman, Anda dapat memaparkan berbagai objek yang ada di alam. Misalnya, bagaimana warna air di kolam renang yang dalam berbeda dengan kolam yang tidak dalam, padahal keduanya sama-sama berisi air. Atau, ajak anak mengamati warna tangga di dalam rumah, bagaimana cahaya membuat anak tangga berbeda warnanya. Sejalan dengan kematangan fungsi motorik, kesempatan berlatih dan perkembangan kognitifnya, anak akan semakin pandai menggambar.
Menggambar bisa jadi kegiatan favorit anak Anda sejak ia berusia dua tahun. Di usia empat tahun, anak mampu membuat gambar wajah orang. Apakah kini ia baru menyadari adanya wajah orang? Atau, baru di usia ini keterampilan motorik halusnya membuat anak mampu menuangkan wajah manusia dalam gambar?
Perkembangan berkesinambungan. Keterampilan menggambar anak sebenarnya dimulai jauh sebelumnya, yaitu sejak ia berusia satu tahun. Saat itu anak mulai dengan kemampuan menggenggam krayon. Meski dicapai dalam usia berbeda-beda, rata-rata di usia 16 bulan anak mampu membuat coretan-coretan berupa benang kusut. Setelah mampu menggenggam krayon, di usia 19 - 25 bulan anak mampu menggenggam pensil dan pensil warna.
Lama kelamaan, sejalan dengan perkembangan motorik halus dan kesempatan untuk berlatih, kemampuan anak meningkat dengan dapat membuat kurva pada gambarnya. Kini, di usia empat tahun, ia dapat menggambar bagaimana wajah. Ia tahu di mana letak telinga, mata dan mulut. Ini semua berkat perkembangan kemampuan spasial dan persepsi kedalaman selain, tentu saja, kematangan koordinasi tangan dan mata.
Selain bisa menggambar wajah, sebelum usianya lima tahun, anak mulai belajar membuat garis horisontal, mencontoh sebuah lingkaran atau segi empat, dan juga menggambar orang. Tentunya gambar orang ia mulai dengan membuat stick figures .
Kesempatan dan latihan. Meski umumnya anak usia empat tahun sudah mampu membuat wajah dalam gambarnya, tetap saja, semua itu karena kesempatan untuk melatihnya. Jika anak tak pernah diberi kesempatan menggunakan krayon, tentu sulit baginya menggambar wajah orang atau benda-benda lainnya, karena tangannya tak luwes menggenggam.
Untuk melatih koordinasi tangan dan matanya, selain kesempatan berlatih menggambar, Anda juga dapat melatih anak melalui kegiatan-kegiatan sederhana seperti finger painting atau menulis dengan jari di atas gundukan kacang hijau atau beras.
Untuk melatih persepsi kedalaman, Anda dapat memaparkan berbagai objek yang ada di alam. Misalnya, bagaimana warna air di kolam renang yang dalam berbeda dengan kolam yang tidak dalam, padahal keduanya sama-sama berisi air. Atau, ajak anak mengamati warna tangga di dalam rumah, bagaimana cahaya membuat anak tangga berbeda warnanya. Sejalan dengan kematangan fungsi motorik, kesempatan berlatih dan perkembangan kognitifnya, anak akan semakin pandai menggambar.
0 komentar:
Posting Komentar