NUTRITION-READY


(Duta Dancow 2012)

1.
Mengenal Bahan Makanan

Bahan makanan yang mengandung zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh. Zat gizi yang masuk ke dalam tubuh akan dimanfaatkan sesuai fungsinya, balk untuk tenaga/energi, pertumbuhan, pengatur metabolisme maupun untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Kekurangan zat gizi dapat mengganggu sistem metabolisme yang akhirnya berakibat terjadinya gangguan pada pertumbuhan dan kesehatan tubuh manusia.


Fungsi utama gizi biasa disebut dengan tri guna makanan, yaitu:


a.
Sumber zat tenaga


Bahan makanan yang mengandung zat tenaga adalah sumber karbohidrat, seperti padi-padian, seperti beras, jagung dan gandum, sagu, umbi-umbian seperti ubi, singkong, dan talas; serta hasil olahannya seperti tepung-tepungan, mie, roti, aneka jenis pasta (makaroni, spaghetti, fetuccini, lasagna, havermut, dan bihun).


b.
Sumber zat pembangun


Bahan makanan yang mengandung zat pembangun adalah sumber protein hewani, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu, dan keju; serta sumber protein nabati seperti kacang-kacangan berupa kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, dan kacang tolo; serta hasil olahannya seperti tempe, tahu, susu kedelai, dan oncom. Zat-zat gizi inilah yang menjadi'bahan bangunan" tubuh, sehingga tubuh dapat "bertumbuh".


c.
Sumber zat pengatur


Bahan makanan yang mengandung zat pengatur adalah sumber vitamin dan mineral serta air, berupa berupa sayuran dan buah, serta minuman. Sayuran diutamakan yang berwarna hijau dan kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katuk, kangkung, wortel, dan tomat; serta kacang-kacangan, seperti kacang panjang, buncis, dan kecipir. Buah-buahan diutamakan yang berwarna kuning jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti pepaya, mangga, apel, dan jeruk Zat-zat gizi inilah yang membuat seseorang tampak "berseri".









2.
Memahami Konsep Gizi Seimbang

Pengetahuan praktis tentang gizi seimbang melalui konsep 3J, yaitu:


a.
Seimbang dalam jenis, yaitu mengonsumsi berbagai jenis bahan makanan yang mewakili masing-masing kelompok bahan makanan.

b.
Seimbang dalam jumlah dengan mengikuti piramida bahan makanan dan/atau piring sehatku.

c.
Seimbang dalam jadwal yaitu mengatur asupan makanan dalam sehari dengan sarapan, makan slang makan makan dengan selingan di antara waktu makan tersebut.





3.
Pencernaan Sehat

Sebagian besar makanan tak dapat diserap dalam bentuk normal sehingga perlu dicerna terlebih dahulu melalui proses pencernaan. Fungsi saluran cerna adalah:


a.
Melakukan proses pencernaan karbohidrat, lemak, protein.

b.
Menyaring masuknya berbagai jenis bakteri, virus, jamur, dan zat zat yang dapat menimbulkan alergi pada tubuh.

c.
Merupakan organ kekebalan (imunitas) tubuh yang paling besar.

d.
Mengaturkeseimbangan metabolikdalam tubuh. Berbagai hormon diproduksi oleh saluran cerna antara lain insulin untuk mengatur keseimbangan gula darah, lemak clan protein, hormon kolesistokinin untuk merangsang keluarnya empedu, dan berbagai hormon lain yang berguna untuk pengaturan.

e.
Mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna keluar tubuh, sehingga tidak menumpuk dan menjadi racun dalam tubuh.


4.
Probiotik

Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi lewat mulut dalam jumlah yang mencukupi, akan memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia. Susu yang difermentasi (keju, yoghurt) merupakan 'cara pemakaian' probiotik yang paling banyak disukai.


Fungsi Probiotik

a.
Mencegah timbulnya racun

b.
Meningkatkan daya tahan tubuh

c.
Membantu penyerapan

d.
Mencegah alergi

e.
Menyintesis vitamin

f.
Menghasilkan antioksidan

g.
Menjaga dan memperkuat saluran cerna

h.
Menstimulasi imunitas saluran pencernaan

i.
Memproduksi asam lemak yang memberikan energi berharga

j.
Mengasamkan usus besar sehingga menghambat pertumbuhan bakteri merugikan


5.
Prebiotik

Prebiotik adalah makanan untuk probiotik. Prebiotik banyak ditemukan pada beberapa bahan makanan, seperti gandum, pisang, bawang putih, dsb, tetapi jumlahnya sedikit.

Penambahan prebiotik dalam jumlah yang cukup ke dalam makanan atau minuman (susu) dapat memenuhi kebutuhan akan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.

Pemberian probiotik dan prebiotik merupakan salah satu cara untuk mengupayakan pertumbuhan 'bakteri baik', sehingga dapat menjaga kesehatan saluran pencernaan. Memberikan asupan prebiotik dan probiotik pada anak dalam jumlah yang cukup, dapat mencegah bakteri jahat/patogen.

6.
Pemberian Susu Pertumbuhan


Pemberian susu pada anak balita sangat penting, untuk mendukung pertumbuhannya dan memenuhi kecukupan protein, mineral, khususnya kalsium. Dalam sehari anak balita dianjurkan mengonsumsi 2-3 gelas susu pertumbuhan. Memilih susu pertumbuhan yang memenuhi syarat adalah yang dapat mendukung tumbuh-kembang anak secara optimal.


a.
Memilih susu pertumbuhan


Tidak semua susu pertumbuhan (growing-up milk) selalu persis sama kandungannya, maupun keanekaragaman zat gizinya. Sehubungan dengan itu, orangtua perlu jeli dalam memilih susu pertumbuhan yang tepat bagi anaknya. Selain yang berkualitas tinggi, pertimbangan ekonomi juga menjadi perhitungan dalam menentukan pilihan susu pertumbuhan.
Kandungan protein susu pertumbuhan berkisar antara 18 gram sampai 25 gram dalam setiap 100 gram bubuk susunya. Kandungan lemaknya ada yang hanya 3 gram saja, namun ada pula yang sampai 20 gram. Kandungan karbohidrat berada di kisaran 55 gram sampai 69 gram, dan rata-rata kalori yang diberikan 100 gram bubuk susu mencapai 390 kalori sampai 470 kalori.


b.
Pemberian susu pada anak balita


1)
Pemberian susu pada anak balita sebaiknya diberikan di antara waktu makan agar tidak menurunkan selera makan anak.


2)
Cara menyiapkan susu untuk anak harus memperhatikan petunjuk yang ada di kemasan susu terkait takaran dan jumlah serta jenis air yang harus digunakan.


3)
Mencuci tangan dengan cara yang benar sebelum menyiapkan hidangan susu dan wadah susu (gelas atau botol) harus dalam keadaan tercuci bersih dan kering.

7.
Pola Asuh Makan yang Tepat pada Anak

a.
Makanan harus menyenangkan


1)
Sediakan beragam pilihan, usahakan ada aneka ragam bahan dalam satu sajian.


2)
Buat dalam bentuk yang menarik.


3)
Aroma membangkitkan selera anak, namun jangan terlalu tajam; gunakon bumbu alami.


4)
Sajikan dalam wadah yang menarik namun dari bahan yang aman untuk anak.


5)
Sajikan secara menarik, tiru aneka bentuk yang yang disukai anak.


6)
Tekstur sesuai dengan umur anak (empuk, renyah, tidak alot).


b.
Makanan harus aman


1)
Pilihlah bahan pangan yang segar.


2)
Bersihkan bahan pangan dengan seksama untuk membuang kotoran dan cemaran.


3)
Hindari penggunaan pengawet dan pewarna gunakan pewarna alami bila perlu pewarna atau pewarna food grade yang aman.


4)
Hindari penggunaan Bahan Tambahan Makanan.


5)
Jangan menyimpan makanan olahan lebih dari 24 jam di lemari es.


6)
Panaskan makanan sampai titik didih, dinginkan dan sajikan dalam suhu yang sesuai untuk dimakan anak.


7)
Gunakan sendok yang berbeda ketika hendak mencicipi makanan untuk menghindari penularan penyakit kepada anak.


8)
Buang makanan yang tersisa di piring makan anak, karena enzim yang berasal dari ludah anak akan mencerna makanan itu, mengubahnya menjadi berair dan cepat busuk.


c.
Memasak makanan untuk balita


1)
Merebus



a)
Gunakan air seminimum mungkin untuk menekan kehilangan vitamin, panci dalam kondisi tertutup.



b)
Jangan terlalu lama (overcookeol yang dicirikan oleh perubahan warna dan tekstur (lembek/keras karena gosong).



c)
Untuk sayuran dan daging (sapi, ayam, ikan), air rebusan bisa untuk memasak makanan lain.



2)
Menggoreng



a)
Gunakan minyak baru yang jernih, tidak tengik.



b)
Bahan dimasukkan ketika minyak panas, waktu disesuaikan dengan tingkat kematangan.



3)
Mengukus



a)
Bahan dimasukkan setelah air kukusan mendidih.



b)
Untuk sayuran dan buah cukup 5-10 menit sudah cukup lembik untuk konsumsi balita, namun warna masih segar.



4)
Menumis



a)
Suhu tidak terlalu tinggi (api sedang) dan menumis tidak terlalu lama agar zat gizi tidak hilang.



b)
Bahan makanan yang ditumis warnanya harus masih segar dan tidak terlalu layu



c)
Untuk menumis daging panci/penggorengan dapat ditutup supaya matang sempurna.





d.
Penetapan waktu makan


Membiasakan makan secara teratur dan pada waktu makannya. Biasakan anak makan pagi, siang dan malam. Disela-sela waktu makan tersebut anak diberikan snack/selingan. Pemberian snack jangan terlalu dekat dengan waktu makan. Pengaturan makanan sesuai kebutuhan anak, makin bertambah usia makin banyak pula jenis makanan yang dapat diberikan.








Jadwal makan



1)
Pagi hari
: waktu sarapan


2)
Pukul 10.00
: sebagai selingan, tambahkan susu


3)
Pukul 12.00
: waktu makan siang


4)
Pukul 16.00
: sebagai selingan


5)
Pukul 18.00
: waktu makan malam


6)
Sebelum tidur malam, berikan susu




e.
Menjaga kebersihan makanan dan alat-alat makan


Menggunakan alat makan yang bersih, di tempat yang relatif tetap seperti meja makan, dan di ruangan yang bersih dan bebas dari sumber penyakit seperti lalat, kecoa dan sebagainya.


f.
Suasana menyenangkan


Menciptakan suasana menyenangkan saat memberi makan pada anak. Buat menu dan tampilan makanan yang beraneka macam serta ditata secara menarik. Ajak anak makan bersama dengan anggota keluarga lainnya, agar anak menjadi lebih bergairah atau semangat.



8.
Tips-tips Memberi Makan pada Anak Balita

a.
Tips persiapan untuk makanan anak


1)
Siapkan hidangan makanan dan kudapan dengan jadwal teratur, 5-6 porsi kecil/hari.


2)
Perlu 8-10 kali untuk memperkenalkan jenis makanan baru.


3)
Buat suasana makan menjadi menyenangkan dan nyaman.


4)
Biarkan anak makan sendiri dengan sendoknya.


5)
Batasi gangguan perhatian anak dengan mematikan TV.







b.
Tips saat anak makan


1)
Siapkan berbagai jenis bahan makanan untuk ditawarkan pada anak.


2)
Tawarkan hidangan makanan dalam porsi kecil dan biarkan anak berhenti makan saat sudah kenyang.


3)
Tawarkan jus buah 1 gelas atau kurang dalam sehari.


4)
Pilih susu atau produk susu dengan sangat rendah lemak atau tanpa lemak.


5)
Berikan hadiah dalam bentuk bukan makanan (pujian, pelukan atau gambar).


c.
Tips untuk perkenalkan hidangan makanan keluarga


1)
Anak belajar memilih jenis makanan sehat dan menyukai jenis makanan baru.


2)
Mengembangkan kompetensi sosial anak ketika diajak makan bersama anggota keluarga.


3)
Membantu anak untuk mengembangkan diri sebagai "role model'.


d.
Tips agar anak tidak tersedak


1)
Selalu memperhatikan saat anak makan.


2)
Ajarkan anak untuk selalu duduk saat makan.


3)
Potong makanan dalam ukuran kecil.


4)
Perhatian khusus untuk makanan yang berbentuk padat tertentu, halus, licin atau bulat.

9.
Tips-tips Menghadapi Permasalahan Makan

a.
Tidak nafsu makan


Pengaruh nafsu makan ini bisa mulai dari yang ringon hingga berat. Tampilan ganggunan yang ringan berupa makan sering bersisa atau hanya sedikit, dengan mengeluarkan dan menyembur-nyemburkan makanan di mulut. Sementara gangguan yang lebih berat bisa berupa anak menutup rapat mulutnya atau tidak mau makan dan minum sama sekali.


Permasalahan makan ini dapat diatasi dengan:


1)
Menciptakan suasana makan yang menyenangkan dengan berbagai kreasi yang dapat ibu lakukan, misalnya menghidangkan makanan dengan aneka bentuk dan wadah yang menarik.


2)
Jangan memaksa dan mengancam ketika membujuk anak. Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan.


3)
Melibatkan anak dalam menyiapkan makanan, misalnya dengan memintanya untuk membantu mengambilkan buah atau sayur ketika belanja di swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan.


4)
Menghindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah. Makanan penutup merupakan makanan yang paling enak dan balk untuknya. Makanan penutup diberikan sebanyak 2 kali dalam seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya tidak diberikan. Buah dan yogurt dapat dijadikan sebagai alternatif makanan penutup.


5)
Membatasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan.


b.
Menolak makan


Penolakan terhadap makanan atau fussy eating pada anak umumnya disebabkan oleh kejadian trauma yang pernah dia!ami anak berkaitan dengan rasa, tekstur, bau, dan penampilan makanan. Sebab lainnya adalah anak diduga memiliki sensitivitas berlebih terhadap rasa dan aroma makanan.

Permasalahan makan ini dapat diatasi dengan:


1)
Memberi contoh kebiasaan makan sehat dan ajak anak berpartisipasi, misalnya, ikut mengonsumsi 3 jenis makanan sehat setiap hari bersama orang tua.


2)
Menciptakan waktu makan tanpa gangguan misalnya dengan mematikan televisi.


3)
Memberi sebanyak mungkin variasi makanan untuk memperluas wawasan dan memberi pilihan berbagai makanan baru.


4)
Memastikan anak memperoleh asupan zat gizi dan kalori harian yang cukup.


5)
Memberi makanan dalam porsi kecil tapi sering.


6)
Menghindari terlalu banyak minuman manis sebab akan menurunkan nafsu makan.


7)
Menyediakan makanan yang menggugah selera dengan tampilan menarik dan menyajikannya di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau.


c.
Pemilih (picky eater)


Permasalahan makan ini dapat terjadi, antara lain karena sedang belajar mengunyah, sedang sakit, sedang mengembangkan selera makan, atau menu yang disajikan kurang variatif dan tidak menggugah selera. Selain itu, dipengaruhi pula oleh kondisi psikologis dimana anak merasa enggan mencoba hal-hal baru, termasuk makanan, atau sedang meniru perilaku orang dewasa (orang tua) dan teman sebaya di sekitarnya.

Permasalahan makan ini dapat diatas dengan:


1)
Memperkenalkan jenis makanan yang variatif pada anak, sesuai tahapan keterampilan makan.


2)
Tidak memaksa atau menghukum bila anak menolak atau tidak menghabiskan makanan.


3)
Lebih kreatif dalam menyajikan makanan agar menarik, menggugah selera dan imajinatif. Bisa dengan bantuan peralatan makan dan minum lucu, dengan garnish (hiasan makanan), atau lokasi makan yang tidak biasa.


4)
Memanfaatkan waktu makan bersama untuk menjelaskan manfaat aneka jenis makanan bagi tubuh, sambil menciptakan suasana makan yang menyenangkan.


d.
Snacking


Permasalahan makan ini umumnya terjadi karena anak terlalu banyak makan snack, sehingga perutnya tidak lapar.

Permasalahan makan ini dapat diatasi dengan:


1)
Membuat jadwal makan teratur yang memberi kesempatan perut anak kosong, sehingga anak merasa lapar.


2)
Jangan membiasakan anak makan lebih dari 30 menit. Hentikan acara makan meski anak belum selesa menghabiskan makanannya. Berikan kembali makanan pada jadwal makan berikutnya atau jadwal makan selingan.


3)
Menghindari pemberian makanan manis menjelang makan agar perutnya tidak kenyang.


4)
Menciptakan suasana makan yang nyaman dan santai.


5)
Menemani anak makan untuk memenuhi kebutuhannya akan perhatian.


6)
Menyajikan menu harian yang variatif, membangkitkan selera dan memperhatikan menu favoritnya.


7)
Pastikan kebutuhan kalori dan zat gizi hariannya terpenuhi.


e.
Tidak suka sayuran


Sayuran adalah makanan yang penting untuk dikonsumsi. Anak-anak pun harus mau mengonsumsi sayuran, karena diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Namun, sebagian besar anak tidak suka mengonsumsi sayur karena rasanya yang cenderung hambar.

Permasalahan makan ini dapat diatasi dengan:


1)
Memperkenalkan anak dengan sayuran sejak pertama kali bisa makan, misalnya dengan membuat bubur nasi atau nasi tim dengan kuah sayuran, atau blender nasi dengan sayuran (wortel, bayam, brokoli) agar anak tidak "alergi" terhadap rasa sayuran.


2)
Berkreasi dalam memasak, misalnya mencampur sayuran dengan bahan lain yang disukai anak agar anak lebih tertarik atau memvariasikan cara memasak sayuran agar anak tidak bosan (seperti membuat nugget sayuran). Anak sebaiknya juga ikut dilibatkan dalam proses memasak, misalnya memotong sayuran, sehingga ada keinginan dan rasa bangga karena ikut menyiapkan makanan tersebut.


3)
Menyajikan dengan tampilan yang menarik.


4)
Orangtua harus memberi contoh pada anak dengan mengonsumsi sayuran.


5)
Jika anak masih tidak suka sayuran, orangtua sebaiknya jangan menyerah membujuk anak agar mau makan sayur. Kenalkan pada sayuran-sayuran lain, ibu juga harus rajin bereksperimen menciptakan menu atau resep-resep barL khususnya untuk anak.

10.
Stimulasi yang Bisa Dilakukan Orangtua agar Anak Sehat:

a.
Membiasakan anak untuk ditimbang berat badan dan diukur tinggi badannya sedikitnya setiap tiga bulan serta menjelaskan status gizinya dengan bantuan grafik yang tersedia.

b.
Mengajarkan polo makan gizi seimbang kepada anak, yaitu seimbang jenis, seimbang jumlah dan seimbang jadwal dengan cara sederhana dan menarik.

c.
Menjelaskan kepada anak fungsi dari masing-masing jenis makanan dalam menjaga kesehatan fisik anak secara menyeluruh atau triguna makanan, sehingga dapat memiliki tubuh yang sehat dan mencegah penyakit, dengan cara sederhana dan menarik.

d.
Mengajak anak untuk bersama-sama ikut memilih bahan makanan di pasar/ supermarket dan menyiapkan hidangan makanan di dapur, sambil menjelaskan tentang polo makan gizi seimbang dan triguna makanan dengan cara sederhana dan menarik.

e.
Membiasakan anak makan bersama keluarga sambil mempraktekan polo makan gizi seimbang dan triguna makanan.

f.
Membiasakan anak untuk buang air secara teratur.


















0 komentar:

Posting Komentar