ANAK BERJIWA PEMIMPIN



(Duta Dancow 2012)
Kemampuan memimpin adalah kombinasi berbagai karakteristik yang memampukan anak untuk mengontrol kehidupannya. Anak-anak yang berjiwa kepemimpinan biasanya cenderung terbuka, outgoing, tapi juga egosentris, meskipun hal ini pelan-pelan akan terkikis setelah ia lebih besar nanti. Menjadi pemimpin tidak hanya sekedar memberi perintah atau mengarahkan orang lain, tapi yang terpenting adalah memiliki inisiatif untuk mencapai tujuan kelompok.

Meski ada anak yang memang seolah sudah terlahir dengan bakat memimpin, sebetulnya kepemimpinan bukanlah sesuatu yang tidak bisa diajarkan pada anak. Setiap anak memiliki potensi kemampuan untuk memimpin yang bisa diasah dan dikembangkan. Bahkan anak yang semula jadi 'pengikut' pun bisa mengembangkan kemampuan memimpinnya bila memperoleh dukungan dan kesempatan untuk membangun kemampuan tersebut. Anak yang berjiwa pemimpin biasanya merupakan anak yang menonjol diantara teman sebayanya. Anak-anak yang berjiwa pemimpinan biasanya tampak menonjol dalam kemampuan kognitif, ketrampilan berkomunikasi, inisiatif, dan tanggung jawab. Mereka juga menyukai tantangan dan kreatif dalam menemukan cara-cara pemecahan masalah.

1.
Pengertian Anak Berjiwa Pemimpin

Kepemimpinan biasanya dapatdiartikan sebagai kemampuan untukmengarahkan orang lain atau sekelompok orang dalam mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Tetapi berjiwa pemimpin tidak selalu berarti mengarahkan orang lain. Berjiwa pemimpin juga berarti seseorang dapat mengenal dirinya dengan balk sehingga mampu meregulasi dirinya dengan balk. Hal inilah yang dinamakan self leadership.

2.
Sub-Indikator Perilaku Anak Berjiwa Pemimpin

a.
Inisiatif

b.
Mampu bekerjasama

c.
Bertanggungjawab

d.
Mampu memecahkan masalah

e.
Mampu berkomunikasi persuasive

3.
Ciri-ciri Perilaku Anak Berjiwa Pemimpin

a.
Inisiatif


1)
Sering melakukan kegiatan positif tanpa perlu diminta/disuruh.


2)
Melakukan kegiatan bina diri secara mandiri.


3)
Senang membantu orangtua dan tidak terlalu tergantung pada rewards.


4)
Mampu mengarahkan perilakunya secara mandiri.
 




b.
Mampu bekerjasama


1)
Tertarik untuk bermain atau berinteraksi dalam kelompok.


2)
Mau berbagi mainan dan "membangun" sesuatu bersama-sama.


3)
Menolong anggota kelompok yang kesulitan.


4)
Kooperatif dalam melakukan kegiatan dalam kelompok kecil.


5)
Bernegosiasi untuk menentukan aturan main dalam kelompok.





c.
Bertanggungjawab


1)
Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.


2)
Konsisten dengan apa yang dikatakan/dijanjikan.


3)
Mengakui dan meminta maaf bila berbuat kesalahan.





d.
Mampu memecahkan masalah


1)
Fokus dan tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan berbagai masalah sederhana.


2)
Memiliki ide-ide baru dan kreatif dalam memecahkan masalah.


3)
Menggunakan pengalaman dan keberhasilan masa lalu dalam menghadapi situasi baru.


4)
Dapat merancang pemecahan masalah sebelum melakukannya.





e.
Mampu berkomunikasi persuasif


1)
Dapat membaca suasana hati orang lain dan memberi respon yang sesuai.


2)
Menemukan cara yang tepat untuk meminta barang atau bantuan.


3)
Mampu berdiskusi untuk hal-hal sederhana (menu makan siang, tempat berlibur, membeli mainan).




Tips: Stimulasi agar Anak Berjiwa Pemimpin
-
Mengajarkan nilai-nilai yang balk, seperti tanggungjawab, kejujuran, membantu orang lain, sopan santun dan tata krama. Nilai-nilai tersebut selanjutnya diaplikasikan melalui berbagai kegiatan.
-
Memberi kesempatan pada anak untuk berperan serta ketika ia ingin membantu, dan tidakterlalu sering melarang saat ia berinisiatif melakukan sesuatu. meskipun misalnya, hal itu akan membuat rumah jadi berantakan.
-
Mendorong anak untuk berhasil melakukan sesuatu dan tidak mudah menyerah dengan memberikan bimbingan, model, dan pujian.
-
Sesekali beri kesempatan anak untuk gagal. Bantu anak untuk mencari cara-cara lain untuk berhasil dan tidak berputus asa.
-
Ajarkan anak bekerjasama dalam kelompok untuk mengerjakan sesuatu, dimulai dari permainan sederhana sampai membuat sesuatu yang lebih sulit.
-
Memberi banyak kesempatan pada anak untuk berkumpul dengan teman sebaya dalam berbagai setting.
-
Asah keterampilan komunikasi anak dengan membacakan buku cerita, mendongeng, bernyanyi bersama.
-
Memberi contoh dan membimbing anak agar terampil berkomunikasi untuk memperoleh yang diinginkan dan meminta bantuan.
Satu hal yang perlu diingat, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang dapat dipaksakan. Anak yang 'dipaksa' jadi pemimpin tidak akan bisa menjadi pemimpin yang balk. la hanya akan bisa menjadi pemimpin yang efektif bila sudah menguasai kemampuan yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin, dan memiliki keyakinan bahwa ia memang mampu melakukannya.




0 komentar:

Posting Komentar